Anggota PPS ‘Tumbang’ di Tapsel Gegara Terlalu Letih, Dirawat Intensif

anggota pps tumbang

Topmetro.News – Seorang anggota PPS ‘tumbang’ di Kabupaten Tapanuli Selatan ‘tumbang’ akibat keletihan menjalankan tugasnya mengitung suara hasil Pemilu 2019. Hal ini dialami seorang anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan yang tak tahan bekerja dibawah tekanan seperti tekanan waktu.

Anggota PPS ‘Tumbang’ Terpaksa Dirawat Inap

“Kita tadi dapat laporan seorang petugas kita (PPS) Hapesong Baru terpaksa dirawat inap secara intensif di Puskesmas Batangtoru akibat keletihan,” kata Panataran Simanjuntak (foto inzet), Ketua Komisioner KPU Tapanuli Selatan Selasa (23/4/2019) seperti disiarkan antarasumut.

“Selain itu banyak juga laporan kita terima anggota KPPS (berjumlah 7.077 orang) dan PPK mengeluhkan hal yang sama merasakan letih menghadapi tugas pemilu 17 April 2019 ini.”

Manusia Biasa, Bukan Robot

Menurut dia sebagai manusia biasa bukan robot wajar mengeluh terkait kesehatannya mengingat mengejar batas waktu dalam penghitungan suara yang harus diselesaikan hingga lewat jam istirahat.

“Kalau sistem pemilunya masih demikian kedepan kiranya rekruitmen penyelenggara mulai KPPS/PPS/PPK lebih selektif baik fisik, psikis dan SDM diperiksa betul menjaga hal tidak diinginkan,” imbaunya.

Sudah Banyak Korban Meninggal Dunia

Karena, menurut dia, dengan sistem yang sekarang saja sudah banyak yang korban meninggal dunia, baik di tingkat penyelenggara pemilu maupun ditingkat pengamanan pemilu (polisi).

“Setelah melihat perjalanan pemilu serentak 2019 ini kita harapkan ada sebuah kajian konfrehensif agar sistem pemilu kedepan bisa lebih baik, kalau perlu undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu direvisi,” usulnya.

Pataran Simanjuntak juga tak membayangkan bakal apa dan bagaimana apabila rencana pemilu serentak 2024 memilih presiden, legislatif, gubernur, bupati/wali kota sekali serentak dengan 7 jenis kertas suara.

“Sekarang dengan 5 jenis kertas suara pencoblosan saja sudah banyak menelan korban, konon dengan tujuh jenis kertas suara?”

BACA JUGA | KETUA KPPS MENINGGAL DUNIA DI LABUHANBATU, DIDUGA KELELAHAN DAN MASUK ANGIN

Seperti dilansir Topmetro.News sebelumnya, seorang Ketua KPPS meninggal dunia. Kuat dugaan korban meregang nyawa akibat kelelahan saat proses pemungutan suara. Meski sempat dirawat medis di rumahsakit namun KPPS petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di Kelurahan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu yang belakangan diketahui bernama Eva Arnaz ini menghembuskan nafas terakhirnya, Sabtu (20/4/2019).

Ikhwal Ketua KPPS meninggal dunia ini, dibenarkan Muhammad Syafril, Komisioner Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Labuhanbatu. Ketika dihubungi dirinya menyampaikan pesan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang tertimpa musibah.

Katanya, almarhummah Eva Arnaz sempat diopname selama dua hari. Namun, staminanya menurun drastis hingga Sabtu (20/4/2019) meninggal dunia.

“Memang benar ada petugas KPPS di Kelurahan Pulo Padang TPS 21 meninggal dunia tadi pagi dan saya mendapat kabar Magrib tadi dari kecamatan,” katanya seperti disiarkan antarasumut.

Dia menduga, ibu dua orang anak ini memiliki riwayat penyakit dalam, ditambah tidak makan sehingga tidak ada asupan energi saat penugasan pemungutan suara dan melakukan penghitungan suara.

“Beliuu sudah dimakamkan. Diketahui memang ada riwayat penyakitnya dan saat bertugas mungkin perut kosong sehingga masuk angin,” ujarnya.

Reporter | JEREMITARAN

Related posts

Leave a Comment